TIDAK LEMAH


 Penulis : Lidwina Ro


  Melihat sepasang manusia yang masuk ke kafe, membuatku membeku di kursi. Sialnya mataku bertemu dengan mata Jodi. Hatiku berdetak sangat keras.

   Tidak mudah mengenyahkan pesona Jodi. Bagaimana pun juga, aku pernah menjadi pacarnya. Dulu. 

   Sejak Mak Lampir itu berhasil merebut hati Jodi, aku hanya tinggal sosok masa lalu yang menyedihkan. Kelihatannya tidak masuk akal, tapi begitu lah aku menilai cinta. Tidak jarang membuat kejutan dan depresi. Cinta selalu mampu membolak balikkan hati. Waras bisa menjadi gila. Gila bisa menjadi waras. Dari jahat  menjadi sahabat. Dari sahabat bisa pula menjadi jahat. Yang terakhir adalah kisah cintaku yang berujung berantakan, karena Nadine -Mak Lampir itu- naksir Jodi.

   Bukan hanya naksir, tetapi Nadine juga merebut Jodi. Dasar kampungan!

   Perutku mendadak menjadi mulas, saat Jodi menghampiri mejaku. Tak jauh dari mejaku, Nadine dengan cuek memilih menu, seakan-akan tidak pernah mengenalku. Dasar Mak Lampir!

   “Halo Mel? Bagaimana kabarmu?” tanya Jodi. AQ

   Duh, sungguh sepasang mata cokelat itu benar-benar belum hilang daya pikatnya! 

   “Sendirian saja? Kau baik-baik, bukan?” Jodi menarik kursi tepat di depanku, menatap lurus tidak berkedip.

   Aku memghembuskan nafas dengan keras sambil melirik arloji. Pertanyaan apa itu? Aku mendadak mulai gerah dengan sikapnya yang sok perhatian. Andai Jodi tahu, ada sebulan lebih aku sering menangis saat ingat, bagaimana dia memutuskan untuk meninggalkanku demi Nadine, dulu. 

   “Amel, kita bisa berteman bukan?” Aku tahu Jodi sedang mencoba membangun dialog. Tetapi untuk apa? Sudah terlambat.

   Sesungguhnya Jodi berhati lembut, tapi sayang, Jodi lemah, mudah terpengaruh. Dengan sekali jerat, Jodi lupa akan makna kata setia. 

   “Apa maksudmu berteman? Jangan harap kau bisa menjadi teman Amel.”

   Aku sangat lega begitu mendengar suara itu. Akhirnya Zac datang juga. Dasar tukang telat!

    Zac menatap tajam Jodi. Sekilas seperti kelihatan menilai Jodi juga. Mata tajamnya menyapu dari bawah sampai atas kepala Jodi.

   “Aku Zac, pacar Amel.” 

   Zac bersalaman dengan Jodi yang tak dapat menyembunyikan rasa terkejutnya. Jodi pasti tidak mengira kalau aku bisa move on secepat ini. Jujur saja, seharusnya aku berterima kasih pada Mak Lampir, karena berkat ulah dia, aku bisa belajar melihat kesungguhan hati lelaki yang tulus mencintai. Mana mungkin aku berlarut-larut menangisi sepotong hati yang tidak setia? Mimpi kau Jodi! Aku tidak selemah itu.


Cikarang, 10 April 2022

Komentar

Postingan populer dari blog ini

MASA LALU

GUNUNG BATU

TRAVELLING : Kampung Coklat yang Unik