MENCURI WAKTU


 

Penulis : Lidwina Rohani


   Karena aku adalah seorang ibu rumah tangga biasa, aku yakin bukan hanya aku saja yang merasakan betapa waktu setiap hari berjalan cepat, dan tidak menyisakan apa-apa kecuali rasa lelah yang luar biasa. Apalagi bagi ibu yang memiliki seorang bayi, batita, atau balita, dan tidak punya asisten rumah tangga. Wah, lengkap sudah penderitaan. Hahaha.

   Mengurus bayi, batita atau balita sendirian adalah hal yang tidak mudah. Apalagi jika suami bekerja di pagi hari dan pulang sore atau bahkan malam. Aku pernah ada di posisi ini. Pagi-pagi buta sudah harus menangani urusan dapur, menyiapkan sarapan dan keperluan suami yang akan berangkat kerja. Lalu membereskan dapur dan rumah seperti mencuci baju, mencuci piring, menyapu, mengepel dan setrika. Bayangkan saja jika semua itu harus dilakukan sendirian sambil mengurus bayi. Yang dulunya aku bekerja dan leluasa mengatur keinginanku sendiri, kini harus bisa pandai dan lihai membagi waktu mengatur semua urusan dalam rumah. Kalau tidak, bakalan jadi badut sirkus di rumah sendiri. Kelar hidup loe!

   Jangankan mencuri waktu untuk me time, untuk tidur nyenyak sejenak saja butuh keberuntungan. Sebab terlalu banyak hal di rumah yang tidak pernah habis selesai. Seperti telenovela di televisi, selalu bersambung dan banyak kejutan-kejutan. Bahkan kadang kita jenuh, karena tidak jelas ujungnya. Ruwet seperti tembakau kakekku. Nah!

   Tetapi untuk memulihkan pikiran yang suntuk, dan badan yang remuk, aku selalu punya cara tersendiri, yaitu memutar lagu-lagu barat lawas kesukaanku, juga lagu-lagu rohani. 

   Bete, kan, ketika tidak ada orang di sebelah untuk di ajak mengobrol atau sekedar bertukar pendapat? Kalau aku lebih mengandalkan mendengar lagu-lagu rohani. Badan yang sudah lelah, suasana hati yang buruk, pikiran yang negatif biasanya amblas, berganti  menjadi sebaliknya. Hati dan pikiran menjadi tenang, jiwa menjadi segar kembali. Pada akhirnya kita semua harus mengucap syukur atas karunia yang sudah di beri pada kita, dan pandai-pandai mengendalikan pikiran kita sendiri atas masalah yang ada. Sebenarnya kunci ada pada pikiran kita sendiri.

   Di luar sana, pasti masih banyak yang lebih ruwet dari pada masalah yang kita hadapi. Bahkan mungkin lebih berat. Lebih tragis. Lebih tidak manusiawi. Setiap orang punya masalahnya sendiri. Jadi jalani saja, nikmati, syukuri. Berdoa meminta kemampuan untuk menyelesaikan semua masalah. Kemampuan untuk menyelesaikan masalah, ya. Bukan untuk menyingkirkan atau mengambil alih masalah.

  ***



Komentar

Postingan populer dari blog ini

MASA LALU

GUNUNG BATU

TRAVELLING : Kampung Coklat yang Unik