LONELINESS


 Penulis : Lidwina Ro

   Sudah pukul sebelas malam lebih. Aku melirik jam dinding dan pintu gerbang yang masih terbuka lebar secara bergantian. Aku memang sengaja membuka pintu gerbang lebar-lebar sejak sore tadi. Anak, menantu dan cucu-cucuku akan datang menghabiskan liburan di rumah ini! Ah, alangkah bahagianya aku!

   Rumah ini sudah terlalu lama sepi. Sejak istriku meninggal lima belas tahun yang lalu, hanya aku yang menempati rumah besar berkamar lima ini. Anak-anakku sudah berumah tangga di luar kota semua. Mereka hanya bisa kemari bertepatan dengan hari raya besar atau liburan sekolah saja.

   Kadang-kadang aku di bawa menginap oleh anak-anakku ke rumah mereka di luar kota juga. Tetapi entah lah, tetap saja aku selalu ingin cepat-cepat pulang ke rumahku sendiri. Meski pun rumahku berada di kampung, jauh dari keramaian, tetapi aku lebih nyaman di rumah sendiri, berkawan dengan tembok sunyi dan suara jangkrik di malam hari.

   Ah, apa lagi yang diperlukan oleh sepotong hati tua renta ini selain sedikit keramaian celoteh suara anak cucu, untuk menghangatkan suasana rumah sepi membeku yang sudah aku huni bertahun-tahun. Hanya sedikit waktu dari anak-anakku. Tidak lebih. 

   Sejatinya aku pun sudah lelah. Fisikku kian hari semakin ringkih, setiap hari di gempur oleh penyakit sesak dan batuk yang berkepanjangan. Obat pun serasa tak mempan lagi untuk mengurangi rasa tak nyaman ini. Dingin dinding kamar adalah saksi bisu perjuanganku melawan kesepian panjang yang meremukkan jiwa. Tetapi, tetap saja tidak patut aku mengeluh pada anak-anakku yang sudah sibuk mencari nafkah buat keluarga kecil mereka masing-masing.

   Ah, aku jadi sangat merindukan belahan jiwa, yaitu istriku. Tetapi biarlah aku menikmati sedikit lagi sisa waktu bersama keluarga kecilku ini. Tentu saja selama masih ada izin dari Allah.

   Eh, apa itu? Sepertinya ada suara klakson mobil di depan pintu gerbang. Apakah anak, menantu dan cucu sudah datang? Aku bergegas keluar dari kamar tidur dengan hati yang riang. Selagi masih ada kesempatan yang datang, aku akan menggunakannya dengan sebaik-baiknya. Rasa sepi dan rindu ini sebentar lagi akan terpuaskan oleh tawa ceria mereka. Syukur kepada Tuhan. Akhirnya mereka datang juga!


Cikarang, 11 April 2022


Komentar

Postingan populer dari blog ini

MASA LALU

GUNUNG BATU

TRAVELLING : Kampung Coklat yang Unik