Review RCO10 level 4


 Ulasan Oleh : Lidwina Rohani

   Akhirnya sampai juga pada Reading Challenge ODOP10 level 4. Tugas tantangan terakhir ini adalah mengulas buku fiksi/non-fiksi dari kakak-kakak jebolan atau lulusan ODOP terdahulu. Banyak karya pilihan untuk buku solo atau buku antologi dari alumni ODOP terdahulu. Saya sendiri lulusan tahun lalu dari komunitas ODOP batch 9, masih harus banyak belajar tentang dunia literasi ini.

   Nah, untuk kali ini saya akan mengulas buku kak Suden Basayev yang berjudul : Orang Miskin Dilarang Kawin. 

   Membaca judulnya saja sudah membuat hati tergelitik ingin segera mengintip dan melahap habis bukunya, bukan? Setiap orang pada akhirnya akan menikah juga. Tidak semua juga sih, ya. Tapi kebanyakan orang akan berada pada fase ini.

   Apakah menikah ada syaratnya? Coba ingat-ingat kembali bagi kakak-kakak yang sudah menikah, apakah dulu menetapkan satu dua syarat untuk menikah? Bagi yang masih jomlo bagaimana? Pasti dalam hati, diam-diam juga sudah menetapkan beberapa syarat, kan, ya? Masak enggak? Nah!

   Bagi sebagian besar orang, menikah memang membutuhkan persiapan yang matang dan cermat. Bagaimana tidak, menikah adalah sekali seumur hidup. Suatu peristiwa sakral yang harusnya istimewa. Banyak yang menyebut, menikah adalah menjadi raja dan ratu sehari.

   Seperti bab pertama pada buku “Orang Miskin Dilarang Menikah” ini dikisahkan, bahwa orang tua selalu menginginkan anaknya mendapat jodoh yang terbaik. Saking sayangnya pada si anak, sampai-sampai orang tua mempunyai syarat yang maha tinggi untuk sang calon menantu. Ya, semua orang tua pasti mempunyai semacam rasa ketakutan atau ketidakrelaan bila anak kandung -yang sudah di rawat mulai bayi merah sampai disekolahkan di perguruan tinggi dengan susah payah, sampai mengorbankan tenaga, waktu, moril, materiil- tidak mendapat hal yang layak setelah menikah dan akan meninggalkan rumah orang tua.

   Ketakutan atau kekhawatiran orang tua seperti itu adalah wajar karena semua itu demi untuk kebahagiaan anak semata juga. Mungkin itu setidaknya yang ada dalam konsep pikiran kasih sayang orang tua. Sayangnya justru itu yang sering kali bertolak belakang dengan konsep pikiran sang anak.

   Kisah lain dari buku ini, yaitu tulisan karya kak Suden, adalah keraguan hati seorang pemuda dalam menetapkan pilihan pada sang pujaan hati. Faktor pekerjaan yang belum mapan, membuat dia enggan untuk buru-buru mengungkapkan perasaannya pada wanita idaman hatinya itu.  Pemikirannya untuk membenahi nasib dan bekerja keras dulu untuk menyongsong masa depan mereka, mengupayakan rejeki yang layak untuk hidupnya kelak bersama istri, malah membuatnya harus kehilangan sang pujaan hati. Di saat sang pemuda sudah berani akan ‘menembak’ wanita pujaan hati, ternyata wanita itu sudah terlanjur memilih pemuda lain. Nyesek juga, ya, kisah ini. Kalau sudah begini, siapa yang harus disalahkan? 

   Lanjut dengan kisah seorang gadis kaya raya yang merasa tersiksa dengan perjodohan yang diatur oleh sang ayah. Gadis itu malah jatuh hati pada seorang sopir keluarga, sekaligus cinta pertamanya kala SMA. Berhasilkah pemuda itu merebut hati orang tua sang gadis agar merestui hubungan mereka? Boleh cuss lanjut baca di buku kak Suden, ya!

   Saya baru pertama kali ikut Reading Challenge ODOP ini. Begitu banyak manfaat dan keseruan ikut RCO. Karena kebetulan hobi saya membaca, jadi kegiatan membaca rutin ini menjadi lebih menyenangkan, apalagi setiap pekan selalu berganti tantangan topik membaca, yang mau tidak mau membuat saya rajin meminjam buku di iJak atau iPusnas.

   Buku yang paling berkesan selama mengikuti RCO ini judulnya adalah :  

1. Kunci Kebahagiaan, kisah nyata dari Teng Hui yang ditulis oleh Alberthiene Endah

2. Berpikir Tanpa Mikir, oleh Eka Wartana.

3. Secangkir Kopi untuk Bloger, oleh Kumpulan Emak Blogger

   Walaupun RCO sudah selesai, saya masih suka membaca-baca dari tiga buku itu. 

   Saya tetap cinta membaca, percayalah, karena selalu ada surprise menyenangkan dan sesuatu yang baru -yang tidak pernah anda duga sebelumnya- di setiap lembar halaman buku baru yang anda baca. 



Cikarang, 09 Maret 2022




   



Komentar

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

MASA LALU

GUNUNG BATU

TRAVELLING : Kampung Coklat yang Unik