RAHASIA LUKA


Oleh : Lidwina Ro

   

   Kelihatannya pilihan Tante Murni tidak salah. Wanita pilihan Tante Murni itu memang berwajah cantik. Perawakan tinggi langsing, berkulit putih, dan rambut diwarnai sedikit pirang terang yang tertata apik melintir di ujung. Bila berjalan, ujung rambut yang melintir itu akan berayun-ayun indah seirama dengan langkah kaki. Sangat pantas sekali bila bersanding dengan Mas Erik, seorang dokter kandungan yang lumayan punya nama di kota ini. Hm!

   Aku buru-buru menyelinap di balik deretan baju wanita yang digantung, saat Emili -adik Mas Erik- tiba-tiba muncul dari belakang Tiara, wanita cantik berambut melintir yang sedang asyik memilih baju itu. 

   Sepatu sandal yang baru saja akan kucoba, seketika aku ulurkan kembali ke tangan Mbak SPG tanpa ragu. Tak kuhiraukan tatapan penuh tanya SPG sepatu berwajah manis itu. Pokoknya aku harus pergi dari sini. Hilang sudah keinginanku membeli sepatu sandal baru. 

   Aku bergegas menuju gerai makan yang beberapa menit yang lalu kutinggalkan. Saat melihat Rico masih duduk di tempatnya seperti semula, aku tersenyum lega. Anakku itu terlihat anteng dengan ponsel di tangannya. Pasti menunggu Leon yang masih sibuk antre di depan kasir sana. Tak sadar aku langsung menghampiri dan mendekap erat tubuh anak  itu.

   “Ada apa, Ma? Eh, mengapa menangis, Ma?” tanya Rico menatap heran pada sikapku yang mungkin agak ganjil dimatanya.

Aku menggeleng,  mengusap rambut ikal Rico sambil diam-diam menyeka embun bening yang sudah membasahi pipiku tanpa permisi. 

   Satu pembicaraan lama yang tak pernah benar-benar bisa sempurna aku lupakan, segera melintas di kepala. Satu persatu memaksa hadir.

   “Rosa, aku harus menikahi Tiara. Kesehatan ibuku akan memburuk terus bila aku tetap bersikeras melawannya.”

   Oh! Seandainya bisa, rasanya aku ingin membenturkan kepala di dinding sekuat tenaga sampai aku amnesia, dan tidak pernah ingat lagi kalau pernah ada dialog sepahit itu.

   Tapi aku bisa apa? Haruskah aku ngotot demi untuk mendapatkan Mas Erik, lalu bersaing dengan Tante Murni, satu satunya orang tua yang dimiliki Mas Erik, sekaligus wanita tua sakit sakitan yang sudah melahirkan Mas Erik? 

    Sesungguhnya hari itu aku kalah sebelum bertanding. Saat Emili, adik Mas Erik mengabari, bahwa Mas Erik kakaknya itu  akhirnya benar-benar menikahi wanita pilihan ibunya, aku terpukul. Sungguh rasanya hari itu langit seakan runtuh dan aku ingin sekali tenggelam ke dasar bumi yang paling dalam.

(Bersambung)


Cikarang, 14 Maret 2022



Komentar

Postingan populer dari blog ini

MASA LALU

GUNUNG BATU

TRAVELLING : Kampung Coklat yang Unik