JURAGAN KECILKU (2)


Oleh : Lidwina Ro


   Gerimis masih saja turun. Untunglah juragan kecilku ingat membawa payung. Setelah mengibarkan payung yang lumayan tua itu, Mbak Denok berjalan ke luar pasar. Oh, aku mengerti sekarang! Aku hafal jalan ke arah ini. Mbak Denok pasti akan membeli serabinya Mbokde Tun, karena Mbokde Tun berjualan serabi di luar pasar. Tepatnya di samping pintu masuk pasar sebelah Utara.

     Dengan bersemangat aku mengikuti langkah kaki Mbak Denok yang  riang bersemangat. Sesekali juragan kecilku itu melompat ke kanan dan ke kiri karena menghindari genangan air hujan. Aku bersyukur dan juga merasa lega. Karena dengan begitu, aku terhindar dari air berwarna cokelat keruh yang jorok dan pasti banyak kumannya itu! Hal ini penting untukku, karena  membuatku bisa bernafas lebih lancar dan penampilanku akan tetap cantik dan bersih. Ya, meskipun Mbak Denok membeliku dengan harga lumayan murah, yang penting aku bahagia karena Mbak Denok sangat menyayangiku.

    Tiba-tiba dari arah depan, keluar si Bleki dari dalam toko baju. Bleki adalah seekor anak anjing kecil berbulu hitam. Anjing itu milik Mas Beni, yaitu anak pemilik toko baju depan pasar yang harus dilewati Mbak Denok jika harus beli serabi. Anak anjing itu memang sengaja tidak di rantai oleh Mas Beni. Mungkin karena anjing itu masih terlalu kecil untuk dirantai. Bisa jadi karena anjing itu imut dan tidak berbahaya sama sekali.

   Mbak Denok segera menghentikan langkah, dan merapat ke dinding sambil mendekap erat payung tuanya. Juragan kecilku memang takut sekali dengan anjing, walaupun anjing itu tidak nakal, sangat imut dan biasanya hanya diam memandang orang-orang yang lalu lalang di sekitar pasar. 

    “Jangan takut, Mbak. Anjing itu masih kecil dan jinak! Anjing itu hanya ingin mengajakmu bermain saja!” seruku dengan lantang, mencoba meredakan ketakutan juragan kecilku.

    Tapi sayang, Mbak Denok tidak mendengar, dan tidak akan mungkin mengerti apa yang aku teriakkan. Mata juragan kecilku hanya fokus pada si Bleki yang juga sedang mengawasinya dengan sepasang mata yang  ramah sekaligus waspada. Melihat Mbak Denok yang ketakutan, si Bleki malah menjadi tertarik. Ekornya bergoyang ke kanan dan ke kiri, tanda ingin berteman, dan sepertinya ingin sekali mengajak Mbak Denok bermain. Wah, bagaimana ini?

(Bersambung)


Cikarang, 10 Maret 2022


Komentar

Postingan populer dari blog ini

MASA LALU

GUNUNG BATU

TRAVELLING : Kampung Coklat yang Unik