TEMAN SEKELAS


 TEMAN SEKELAS PIM


Masa yang paling indah “katanya” masa-masa sekolah. Bener nggak sih? Ada benernya juga sih. Pernah mengalami?

Hanya fokus belajar dan mengukir hari-hari bersejarah.

Mengukir hari-hari bersejarah? Apa sih?

Mangkir dari kelas, sudah. Bolos berjamaah nonton film, sudah. Nyontek rame-rame ketahuan, sudah. Ngutang teman untuk jajan di kantin sekolah, sudah. Telat masuk sekolah, sudah. Telat bayar SPP selaluuu! Huahahaa ...

Eh, tapi gak oleh lali, sinau kudu di’get’no! Dulu nilai farmalologi, sinonim dan bahasa enggres selalu markotop. Nilai praktikum selalu mulus.

Meskipun ...

Ngapalin sinonim sampek stress. Belum fisika, matematika, ilmu resep, farmakognosi, farmakologi ... Berusaha ngerti kimia sampek botak (tapi ulangan pas-pas an mulu nilainya) Tiap kali maju praktek ngulek obat selalu dag dig dug panas dingin, takut kalo over dosis. Doanya selalu pingin dapat soal resep yang mudah (nah, ini karena aku anak yang muaniss gak neko-neko pol, jadi doa selalu didengar) hihihi.

Perjuangan yang akhirnya ‘CUMA’ menempatkanku di 10 besar di akhir kelulusan, menjadi kenangan termesra, eh... terindah tersendiri.

BUT ...

Entah mengapa, setelah proses yang puanjang dilalui, akhirnya harus berakhir sebagai emak-emak nyantai di rumah. Cie..cie.. 

Harus nyesel (karena pengangguran) atau harus bahagia ( karena jadi penguasa rumah dan dapur) pikirlah sendiri. Aku males mikir. Takut lama mikir. Ketikan, kumbahan, korah-korahanku soale ngantri!

Kembali ke laptop, bangga sekali dengan temanku yang pernah satu kelas ini. Aku yakin, proses perjuangannya pun juga panjang. 

Terakhir bertemu ketika jadi satu tim di acara reuni setahun yang lalu. Dia sempat bertanya begini :

“Eh, coba sini lihat sebentar, itu bener  rambut panjangmu asli ?”

( Ngakak pol ) 

Semoga reuni besok-besok kalau jadi ( besoknya kapan nih?) bisa bersua lagi. Besoknya, embuh ... Tanya saja pada rumput yang bergoyang. 


Lidwinaro, Ckr 041221




 


Komentar

Postingan populer dari blog ini

MASA LALU

GUNUNG BATU

TRAVELLING : Kampung Coklat yang Unik