YANG TERLEWAT

 

YANG TERLEWAT


Mendekati bulan Desember, sekarang seperti ada yang menjegal hati. Yang biasanya hanya ada  perasaan suka cita, sekarang seperti sudah tercium rasa hampa-nya, lebih tepatnya dalam bahasa jawanya ... ‘ wis aras-arasen’.

Kata suamiku ... sudah tidak ada lagi mah, yang menunggu kita duduk di teras, ketika kita sedang dalam perjalanan menuju rumah ayah. 

“Aku tidak akan mendengar panggilan ‘nak’ lagi, mah,' sambungnya dengan sendu.

Lho, kok justru suami yang lebih kehilangan dari aku ya?

Bagiku, tidak akan ada lagi kesibukan masak memasak seru di rumah ayah bersama adikku. Tidak akan ada lagi acara membawa ayah makan rawon atau ayam lodho kesukaannya di resto langganan. Juga tidak bisa lagi membawanya sekedar jalan-jalan di tempat rekreasi di sekitar rumah, seperti ke Gunung Kelud, ke Puh Sarang. Atau Cuma sekedar duduk-duduk berkumpul bersama cucu-cucu di Simpang Lima Gumul Kediri.

Entah apa yang akan aku -dan adikku- lakukan nanti setiba di rumah ayah, selain ziarah. Sepertinya melihat begitu banyaknya tanaman hias ayah yang tersebar di taman, sudah cukup memukul hati. Itu masih di halaman, belum masuk ke dalam rumah. 

Bagiku -dan mungkin adikku- rumah ayah adalah rumah ternyaman di dunia. Tak perlu ada aturan. Masak atau tidak masak, merdeka. Bangun siang jam dua belas juga bebas. Mandi pagi atau tidak, enggak ada yang ngomel. Bisa kelayapan ke manapun, renang, ke pasar, ke cafe, makan bakso Mama, rebahan seharian atau apa pun, kami lakukan bebas, merdeka.

Kini, semua tak sama. Tak pernah sama.

Kehilangan. Adalah kata yang sesungguhnya tidak bisa diprediksi setiap manusia. Sering bertanya dalam hati, apa yang sudah kulewatkan? Apa yang sudah kuberikan pada ayah sudah cukup layak? Apa aku sudah menjadi anak yang baik, dan sudah sesuai harapannya?

Di luar, aku -dan mungkin  adikku- bisa kelihatan seperti biasa. Tetapi di dalam, kami rapuh, sering  menangis diam-diam.


Lidwinaro, Ckr 171121







Komentar

Postingan populer dari blog ini

MASA LALU

GUNUNG BATU

TRAVELLING : Kampung Coklat yang Unik