SI RAMBUT NENEK


 Si Rambut Nenek


Sebenarnya aku sudah lama mengincar jajanan masa lalu ini. Setiap pulang kerja, aku selalu melirik lama, setiap kali  motorku melewatinya. Berhenti nggak ya? Berhenti nggak ya? Ah, terus saja. Malu! 

Mungkin sudah puluhan tahun tidak pernah merasakannya lagi. Terakhir kali aku melihat ‘bentuknya’ yang alami semrawut ini ( seperti hatiku kalau pas lagi jengkel ) waktu di SDK St. Cornelius 

Lalu, sambil tengok kanan kiri, hari ini kupaksa motorku berhenti di depan penjual jajanan ini. Masa iya, aku beli jajanan anak kecil tanpa membawa anak kecil? Aneh kayaknya. Ah, masa bodo. Yang penting beli dulu, buat pengobat rindu. Ternyata harganya lima ribu. Wow, murah.

“Mamah ... mamah, kayak anak kecil beli seperti itu.”

Komentar anak pertamaku sambil menggeleng-geleng, ketika melihatku langsung duduk di lantai (sudah cuci tangan lho) melihat-lihat bungkusan plastik bening itu, bersiap-siap akan membuka karetnya! O,o ... aku ketahuan! 

Aku hanya cekikikan, dan mengusirnya pergi. Tahu apa dia tentang jajanan masa lalu jaman Mojopahit '  si rambut nenek’ kesukaanku ini? Mengganggu kesenangan mama’e saja! 

Wuaaaah, rasanya uenak, manis pol, pas di lidah bersatu dengan kriuk nya sempe, hehe. Besok beli lagi ah!

Teach your heart to accept disappointments even from people you love ....


Lidwinaro, Ckr 241121








Komentar

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

MASA LALU

GUNUNG BATU

TRAVELLING : Kampung Coklat yang Unik