TRAVELLING : Negeri di Atas Awan is the best
Gumpalan putih tebal membentuk lautan awan di kaki gunung itulah yanq menyebabkan pegunungan Dieng disebut negeri di atas awan. Wah, sungguh satu keajaiban alam yang luar biasa. Rasanya rugi lho bila belum mencicipi pemandangan yang langka ini. Dan pemandangan yang menakjubkan ini hanya bisa dinikmati pada pagi hari. Hanya di Dieng. Catettt... Meskipun dataran tinggi Dieng ini cukup terpencil, tetapi sudah lama menjadi kawasan pemukiman penduduk ya. Lanjut lebih dalam lagi yuk...
Kawasan wisata ini sebenarnya berada/ terletak ditengah-tengah antara wilayah desa Dieng Kulon (Banjarnegara) dan wilayah desa Dieng Wetan (Wonosobo) Ketinggian dataran berada pada 1600 sampai 2100 meter dari permukaan laut. Suhu udara berkisar antara 11-20 derajat Celcius di siang hari dan 6-10 derajat di malam hari. Terbayang kan dinginnya seperti apa. Oh ya, sudah tahu belum kalau iklim subtropis dataran tinggi Dieng bisa juga memunculkan embun beku yang dapat merusak tanaman petani ? Karena itu penduduk setempat menyebutnya bun upas atau embun racun. Nah, baru tahu kan ?
Tempat wisata yang bisa dikunjungi lumayan banyak juga lho, diantaranya :
• Kawah Sikidang, Sileri, Sinila dan Candradimuka. Kawah Sikidang merupakan kawah aktif terbesar. Nah, kawah yang satu ini istimewa sekali, karena memiliki telaga air panas kecil yang selalu mendidih, meletup-letup dengan mengeluarkan bau gas belerang yang minta ampun baunya. Letupannya itu selalu berpindah-pindah melompat tak terduga dalam kawah seluas empat hektare persegi itu. Penduduk setempat melihatnya seperti seekor kijang ( kidang namanya dalam bahasa Jawa ) yang melompat-lompat. Itulah mengapa dinamakan kawah Sikidang. Hmmm, jadi tahu deh sekarang sejarah nama Sikidang. Beberapa bulan yang lalu sih masih dalam tahap di renovasi ya. Dibangun jembatan kayu yang memanjang dan berkelok-kelok indah agar pengunjung bisa lebih nyaman bila menikmati kawah dalam jarak dekat. Sambil berjalan di atas jembatan kayu, anda bisa berfoto dengan latar belakang kawah Sikidang. Meskipun bau belerangnya amat menyengat dan sangat mengganggu pernafasan, nyatanya animo pengunjung masih sangat tinggi.
• Candi Arjuna, peninggalan kerajaan Mataram abad ke 7 Masehi ini juga tak kalah pesonanya. Ada segerombolan bunga krisan ungu muda yang besar-besar dan cantik di pojok candi. Aduh, sangat memanjakan mata. Cocok untuk selfie pokoknya ! Disebelah candi ada wahana permainan anak-anak dan penyewaan kuda.
• Telaga Warna, telaga Pengilon. Telaga Warna ini indah, sering memunculkan warna merah, putih, hijau, biru dan lembayung. Kalau telaga Pengilon, letaknya bersebelahan dengan telaga Warna, nah uniknya telaga ini berwarna bening, tidak tercampur dengan air belerang. Keunikan yang lain adalah pembatas antara telaga Warna dan telaga Pengilon hanya rawa kecil yang ditumbuhi rerumputan ! Sungguh amazing bukan ?
• Musiun Dieng Kailasa. Memberikan info tentang kehidupan sehari-hari masyarakat Dieng, pertanian, kesenian, kepercayaan serta penyimpanan artefak.
• Dieng Volcanic Theater
• Gua Semar
• Sumur Jalatunda
Oleh-oleh dari pegunungan Dieng apa ? Sepertinya sama dengan tempat wisata yang bersuhu dingin lainnya, pegunungan Dieng unggul dengan sayur mayurnya seperti wortel, lobak, kol, bunga kol, bawang merah, cabe gendot. Eh iya kentang Dieng itu unik. Ada tiga macam warna kulit kentangnya lho. Kentang kuning, kentang putih dan kentang merah. Unik sekali pokoknya. Harga tentu saja lebih murah dari harga pasar. Tetapi bijaklah berbelanja, karena anda harus melewati puluhan kios dulu lho untuk sampai ke tempat parkir. Tidak ada jalan pintas atau memotong jalan ! (ini pengalaman) Nafas ngos ngosan itu pasti karena jalannya naik terus. Dan anda harus sedia salonpas untuk tangan anda yang pasti pegal-pegal menenteng banyak kresek oleh-oleh. Hmmmm... Perlu dicatat ini.
Oleh-oleh khas pegunungan Dieng adalah minuman carica. Buah carica ini sebenarnya hampir mirip dengan pepaya, tapi bukan pepaya lho ya, karena bentuknya lain. Ada semacam sekat-sekat besar melintang pada kulit buahnya ( sedangkan buah pepaya halus kulitnya) Menurut masyarakat sekitar, buah carica tidak akan bisa tumbuh di tempat lain kecuali di Dieng. Bila carica dipaksa ditanam ditempat lain, yang tumbuh malah pohon pepaya. Aneh sekali kan. Minuman atau manisan ini diracik seperti sop buah, dikemas dalam plastik kecil. Ada juga yang ditambahi buah apel, pir, jambu dan sebagainya. Oh ya, ada tanaman lagi yang hanya bisa tumbuh di pegunungan Dieng ini, yaitu klembak dan purwoceng. Dulu tanaman purwoceng dianggab sebagai gulma, yaitu sejenis tumbuhan yang mengganggu tanaman pertanian. Tapi kini tanaman tersebut telah dibudidayakan petani menjadi seduhan kopi yang nikmat, yang konon katanya terkenal sebagai jamu kuat alias viagra herbal Jawa. Penasaran ? Mau mencoba ? Nah, singgah dulu ke Dieng. Negeri di atas awan.
LidwinaODOP9 (32) 2 Oktober 2021
#OneDayOnePost #KomunitasODOP
Komentar
Posting Komentar