Pasar Tradisional
Pasar Tradisional Bagiku belanja di pasar tradisional lebih menarik dibanding belanja di pasar modern. Selain bisa merasakan sengatan matahari pagi, aku juga merasakan semangat yang mulai menggeliat dalam perputaran sendi ekonomi di tingkat bawah ini. Sapaan beberapa penjual langgananku adalah melodi indah tersendiri. “Monggo cantik, telurnya hari ini turun harga.” “Buat ibu mah, pisang kepok sepuluh ribu saja.’ You see.. Pisang kepok sejumbo ini ceban coii.. Jadi aku tidak perlu repot-repot menawar. Hehehe “Mamah ini mesti.” “Mesti apa to ?” “Mesti gak jelas blas.” Aku melirik aneh pada anak pertamaku yang sambil minum matanya melihatku mengeluarkan isi belanjaan di lantai. “Gak jelas apanya ? Sudah makan sarapanmu dulu. Tuh tadi pagi mama sudah bikin tahu telor.” Bukannya mengambil piring, anakku malah menunjuk-nunjuk belanjaanku. “Siapa yang akan makan pisang sebanyak itu, mah..” “Dan itu apa mah, mangga kok baunya aneh. Terus itu apa, buah...